Hmmm…terakhir sepertinya saya
bersepeda ketika masih di bangku SMA. Kurang lebih tahun 92 saat saya masih
kelas dua di SMAN 68 Jakarta .
Ya itulah terakhir saya mengayuh sepeda. Itupun tidak menjadi moda
transportasi, hanya untuk bisa jalan-jalan dengan teman lain.Tak sangka 14
tahun kemudian tepatnya di tahun 2006, saya kembali mengayuh sepeda. Bahkan
menjadikan sepeda sebagai moda transportasi utama bagi kehidupan sehari-hari
menuju tempat kerja.
Semua
berawal dari kekesalan akan semakin parahnya kemacetan di Jakarta pada saat itu. Hampir setiap
berkumpul dengan teman-teman, masalah kemacetan Jakarta menjadi salah satu topic hangat yang
kami bahas. Sampai akhirnya seorang teman, Arief Ridwan yang akrab di panggil
Tegar, mencetuskan untuk memulai bersepeda menuju kantor. Tegar sendiri sudah
mulai menggunakan sepeda sebagai moda transportasi pada saat itu. Sejuta
pertanyaan akan factor safety berkecamuk dalam benak dan hati. Rasanya seperti
menyerahkan nyawa ketika bersepeda membelah rimba lalu lintas Jakarta . Tapi akhirnya setelah Tegar terus
meyakinkan, tepatnya bulan Juni 2006, saya memulai menggunakan sepeda yang pada
saat itu saya beli seharga 2,8 juta. Rasanya seperti sudah mahal sekali bagi
saya saat itu, mengeluarkan uang hampir 3 juta hanya untuk sebuah sepeda.
Namun
berjalan dengan waktu, saya jatuh cinta dengan moda transportasi ini. Begitu
nikmat rasanya membelah kemacetan Jakarta ,
sementara yang lain masih terjebak kemacetan di dalam mobil, bis ataupun motor.
Waktu yang selama ini terbuang di jalanan, bisa kembali saya nikmati. Waktu
istirahat ataupun hanya sekedar bersosialisasi dengan teman bisa saya nikmati.
Dan mengeluarkan uang untuk sepeda hingga puluhan juta pun sudah tidak lagi
terpikir oleh saya. Sepeda pun berubah menjadi kendaraan sehari-hari dan
sekaligus saya gunakan untuk menjelajah medan
offroad di akhir pekan. Sepeda yang awalnya satu buah untuk segala aktifitas,
terus tanpa terasa bertambah hingga lima
buah, di sesuaikan dengan kebutuhannya. Benar-benar sepeda sudah merasuki hampir
seluruh sendi kehidupan saya saat itu bahkan hingga kini.
Kecintaan
saya terhadap sepeda juga terus berevolusi. Berawal hanya sebagai kendaraan ke
kantor, berkembang juga digunakan untuk offroad mulai dari cross country, all
mountain hingga terakhir down hill pun saya lakukan. Sampai akhirnya saya tiba
di titik menemukan suatu sensasi baru dalam bersepeda, Touring. Touring atau
bersepeda jarak jauh, membawa saya ke suatu ekstasi berbeda dengan sebelumnya.
Kenikmatan menikmati suasana sepanjang perjalanan, mulai dari alam hingga
berinteraksi dengan masyarakat setempat membuat saya mulai meninggalkan offroad
dan beralih ke aktifitas touring ini. Touring perdana saya, dari Jakarta menuju Bandung .
Sangat melelahkan, rasanya seperti kapok selama dalam perjalanan. Tapi setelah
itu, ternyata kenikmatannya justru terus memanggil saya untuk mengulangi
perjalanan jauh, bahkan berpikir untuk semakin jauh dan semakin jauh lagi.
Sebuah mimpi pun masih terngiang hingga kini dalam benak. Suatu hari nanti saya
bermimpi bisa menjelajahi Negara-negara Asia Tenggara dan Eropa dengan
menggunakan sepeda kesayangan saya. Amiiiiinnnnn…..mudah-mudahan mimpi ini bisa
terwujud, seperti halnya mimpi saya untuk mencapai puncak Carstensz di Papua, yang akhirnya mampu saya wujudkan.
No comments:
Post a Comment