Wednesday, May 1, 2013

Bersepeda Sebagai Pilihan Hidup

Hmmm…terakhir sepertinya saya bersepeda ketika masih di bangku SMA. Kurang lebih tahun 92 saat saya masih kelas dua di SMAN 68 Jakarta. Ya itulah terakhir saya mengayuh sepeda. Itupun tidak menjadi moda transportasi, hanya untuk bisa jalan-jalan dengan teman lain.Tak sangka 14 tahun kemudian tepatnya di tahun 2006, saya kembali mengayuh sepeda. Bahkan menjadikan sepeda sebagai moda transportasi utama bagi kehidupan sehari-hari menuju tempat kerja.

            Semua berawal dari kekesalan akan semakin parahnya kemacetan di Jakarta pada saat itu. Hampir setiap berkumpul dengan teman-teman, masalah kemacetan Jakarta menjadi salah satu topic hangat yang kami bahas. Sampai akhirnya seorang teman, Arief Ridwan yang akrab di panggil Tegar, mencetuskan untuk memulai bersepeda menuju kantor. Tegar sendiri sudah mulai menggunakan sepeda sebagai moda transportasi pada saat itu. Sejuta pertanyaan akan factor safety berkecamuk dalam benak dan hati. Rasanya seperti menyerahkan nyawa ketika bersepeda membelah rimba lalu lintas Jakarta. Tapi akhirnya setelah Tegar terus meyakinkan, tepatnya bulan Juni 2006, saya memulai menggunakan sepeda yang pada saat itu saya beli seharga 2,8 juta. Rasanya seperti sudah mahal sekali bagi saya saat itu, mengeluarkan uang hampir 3 juta hanya untuk sebuah sepeda.

            Namun berjalan dengan waktu, saya jatuh cinta dengan moda transportasi ini. Begitu nikmat rasanya membelah kemacetan Jakarta, sementara yang lain masih terjebak kemacetan di dalam mobil, bis ataupun motor. Waktu yang selama ini terbuang di jalanan, bisa kembali saya nikmati. Waktu istirahat ataupun hanya sekedar bersosialisasi dengan teman bisa saya nikmati. Dan mengeluarkan uang untuk sepeda hingga puluhan juta pun sudah tidak lagi terpikir oleh saya. Sepeda pun berubah menjadi kendaraan sehari-hari dan sekaligus saya gunakan untuk menjelajah medan offroad di akhir pekan. Sepeda yang awalnya satu buah untuk segala aktifitas, terus tanpa terasa bertambah hingga lima buah, di sesuaikan dengan kebutuhannya. Benar-benar sepeda sudah merasuki hampir seluruh sendi kehidupan saya saat itu bahkan hingga kini.

            Kecintaan saya terhadap sepeda juga terus berevolusi. Berawal hanya sebagai kendaraan ke kantor, berkembang juga digunakan untuk offroad mulai dari cross country, all mountain hingga terakhir down hill pun saya lakukan. Sampai akhirnya saya tiba di titik menemukan suatu sensasi baru dalam bersepeda, Touring. Touring atau bersepeda jarak jauh, membawa saya ke suatu ekstasi berbeda dengan sebelumnya. Kenikmatan menikmati suasana sepanjang perjalanan, mulai dari alam hingga berinteraksi dengan masyarakat setempat membuat saya mulai meninggalkan offroad dan beralih ke aktifitas touring ini. Touring perdana saya, dari Jakarta menuju Bandung. Sangat melelahkan, rasanya seperti kapok selama dalam perjalanan. Tapi setelah itu, ternyata kenikmatannya justru terus memanggil saya untuk mengulangi perjalanan jauh, bahkan berpikir untuk semakin jauh dan semakin jauh lagi. Sebuah mimpi pun masih terngiang hingga kini dalam benak. Suatu hari nanti saya bermimpi bisa menjelajahi Negara-negara Asia Tenggara dan Eropa dengan menggunakan sepeda kesayangan saya. Amiiiiinnnnn…..mudah-mudahan mimpi ini bisa terwujud, seperti halnya mimpi saya untuk mencapai puncak Carstensz di Papua, yang akhirnya mampu saya wujudkan.

No comments:

Post a Comment